Minggu, 17 Mei 2009

Kunci sukses internet marketing

Sebelum membahas lebih jauh tentang mengapa permission marketing approach dibutuhkan oleh situs B2C, ada baiknya jika kita mengenal tentang istilah permission marketing terlebih dahulu.

Istilah Permission Marketing pertama kali diperkenalkan oleh Seth Godin, seorang mantan Vice President Marketing dari Yahoo melalui bukunya yang berjudul Permission Marketing (Godin, 1999). Ada dua jenis permission marketing, yaitu :
- Opt-out, dimana setiap anggota yang sudah teregistrasi pada sebuah situs harus menyetujui untuk menerima semua informasi maketing yang dikirimkan.

- Opt-in, merupakan sebuah pendekatan permission marketing yang akan menghasilkan receptive audience lebih banyak walaupun daftar pelanggan akan menjadi lebih kecil. Hal ini memacu perusahaan untuk lebih sering melakukan implicit permission marketing pada situs mereka.

Dalam dunia teknologi seperti sekarang ini, dalam kurun waktu satu hari setiap orang bisa menerima puluhan bahkan ratusan informasi seputar kegiatan marketing, baik melalui media televisi, media cetak, maupun media internet. Jika ditinjau dari sudut pandang perusahaan, tentu hal ini akan dirasa cenderung tidak efektif karena besar peluang bahwa informasi marketing tersebut tidak sampai kepada target konsumen yang tepat. Sementara itu, dari pihak konsumen pun akan cenderung kurang “aware” terhadap informasi marketing tersebut karena informasi yang mereka peroleh tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.

Masalah-masalah tersebut tentu saja harus diatasi. Maka dari itu, situs B2C memanfaatkan permission marketing untuk dapat menghindari masalah tersebut. Melalui permission marketing, target konsumen dapat secara proaktif menerima semua komunikasi marketing. Hal ini tentu saja dapat memperkecil ruang lingkup konsumen, namun disisi lain juga dapat meningkatkan response rate dari konsumen.

Dalam sebuah situs B2C, permission marketing dibutuhkan agar calon konsumen tidak menolak informasi marketing yang akan diberikan. Setelah calon konsumen setuju dengan informasi marketing yang diberikan, maka selanjutnya pihak perusahaan akan memberikan penawaran-penawaran kepada konsumen yang spesifik (konsumen yang tertarik dengan penawaran tersebut).
Dengan adanya pengaplikasian permission marketing, perusahaan dapat menghemat biaya karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mengiklankan produk.

Hal ini disebabkan karena perusahaan telah mendapatkan konsumen(personal) yang spesifik, yang memang membutuhkan produk perusahaan dengan cara permission marketing. Selain itu manfaat lain yang dapat diperoleh oleh perusahaan dengan permission marketing ini adalah tingkat response yang tinggi terhadap future email campaigns dan brand image perusahaan itu sendiri. Sedangkan dari sisi konsumen, mereka juga diuntungkan karena permission marketing dapat membantu konsumen untuk memenuhi keinginan/kebutuhan mereka.

Biasanya dalam permision marketing, banyak perusahaan dan organisasi menggunakan email marketing untuk memberikan informasi via email kepada kastemer, klien, mitra bisnis, prospek, dan para langganannya. Istilah email marketing mengacu ke seluruh perangkat proses, strategi pemasaran dan pesan email, data, dan teknologi yang memungkinkan komunikasi ini.

Email marketing kadang-kadang memang disalahartikan yaitu mengacu pada suatu tindakan mengirimkan pesan-pesan pemasaran yg terus terang atau blak-blakan via email karena memang murah yang disebut juga bulk email atau unsolicited email/spamming. Akan tetapi, email marketing dapat mencakup komunikasi apa pun yang dikirimkan melalui email oleh suatu perusahaan atau organisasi. Suatu perusahaan yang mengirim email yang berisi target penjualan dan pemasaran yang dihubungkan dengan setiap pesan email. Namun sebaliknya daripada sekadar berbunyi “beli sekarang!”, pesan-pesan email tersebut dapat dimanfaatkan untuk memupuk suatu hubungan komunikasi bisnis jangka panjang dengan kastemer.

Tujuan keseluruhan dari email marketing adalah untuk membangun suatu kemitraan antara suatu organisasi dengan para kastemernya di mana kedua belah pihak mendapatkan manfaat timbal balik dari pertukaran informasi ini. Program email marketing yang berhasil adalah program yang memenuhi kedua tujuan dari organisasi tersebut maupun kebutuhan dan keinginan dari para kastemernya.

Agar berhasil suatu organisasi harus membangun dan memperkuat hubungan komunikasi bisnisnya dengan para kastemernya. Hal ini tentu saja menggunakan media komunikasi khususnya email karena lebih efisien, cepat, dan biaya lebih terjangkau untuk mempromosikan suatu merek, mendapatkan kastemer, mempertahankan suatu bisnis, dan saling menjual produk. Dan sekaligus hal ini dapat memenuhi tujuan kuantitatif seperti meningkatkan jumlah pengunjung, kastemer baru dan pendapatan tentu saja.

Program email marketing yang berhasil memastikan bahwa komunikasi yang keluar itu harus sesuai dengan kebutuhan dan keingian dari para kastemer. Tujuan spesifik dari para kastemer bisa jadi memang bervariasi. Tujuannya bisa jadi mulai dari menerima informasi yang bersifat menghibur, atau berhubungan dengan karir pekerjaan, atau suatu advis mengenai suatu topik tertentu yang menjadi minat mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar