Minggu, 17 Mei 2009

Kunci sukses internet marketing

Sebelum membahas lebih jauh tentang mengapa permission marketing approach dibutuhkan oleh situs B2C, ada baiknya jika kita mengenal tentang istilah permission marketing terlebih dahulu.

Istilah Permission Marketing pertama kali diperkenalkan oleh Seth Godin, seorang mantan Vice President Marketing dari Yahoo melalui bukunya yang berjudul Permission Marketing (Godin, 1999). Ada dua jenis permission marketing, yaitu :
- Opt-out, dimana setiap anggota yang sudah teregistrasi pada sebuah situs harus menyetujui untuk menerima semua informasi maketing yang dikirimkan.

- Opt-in, merupakan sebuah pendekatan permission marketing yang akan menghasilkan receptive audience lebih banyak walaupun daftar pelanggan akan menjadi lebih kecil. Hal ini memacu perusahaan untuk lebih sering melakukan implicit permission marketing pada situs mereka.

Dalam dunia teknologi seperti sekarang ini, dalam kurun waktu satu hari setiap orang bisa menerima puluhan bahkan ratusan informasi seputar kegiatan marketing, baik melalui media televisi, media cetak, maupun media internet. Jika ditinjau dari sudut pandang perusahaan, tentu hal ini akan dirasa cenderung tidak efektif karena besar peluang bahwa informasi marketing tersebut tidak sampai kepada target konsumen yang tepat. Sementara itu, dari pihak konsumen pun akan cenderung kurang “aware” terhadap informasi marketing tersebut karena informasi yang mereka peroleh tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.

Masalah-masalah tersebut tentu saja harus diatasi. Maka dari itu, situs B2C memanfaatkan permission marketing untuk dapat menghindari masalah tersebut. Melalui permission marketing, target konsumen dapat secara proaktif menerima semua komunikasi marketing. Hal ini tentu saja dapat memperkecil ruang lingkup konsumen, namun disisi lain juga dapat meningkatkan response rate dari konsumen.

Dalam sebuah situs B2C, permission marketing dibutuhkan agar calon konsumen tidak menolak informasi marketing yang akan diberikan. Setelah calon konsumen setuju dengan informasi marketing yang diberikan, maka selanjutnya pihak perusahaan akan memberikan penawaran-penawaran kepada konsumen yang spesifik (konsumen yang tertarik dengan penawaran tersebut).
Dengan adanya pengaplikasian permission marketing, perusahaan dapat menghemat biaya karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mengiklankan produk.

Hal ini disebabkan karena perusahaan telah mendapatkan konsumen(personal) yang spesifik, yang memang membutuhkan produk perusahaan dengan cara permission marketing. Selain itu manfaat lain yang dapat diperoleh oleh perusahaan dengan permission marketing ini adalah tingkat response yang tinggi terhadap future email campaigns dan brand image perusahaan itu sendiri. Sedangkan dari sisi konsumen, mereka juga diuntungkan karena permission marketing dapat membantu konsumen untuk memenuhi keinginan/kebutuhan mereka.

Biasanya dalam permision marketing, banyak perusahaan dan organisasi menggunakan email marketing untuk memberikan informasi via email kepada kastemer, klien, mitra bisnis, prospek, dan para langganannya. Istilah email marketing mengacu ke seluruh perangkat proses, strategi pemasaran dan pesan email, data, dan teknologi yang memungkinkan komunikasi ini.

Email marketing kadang-kadang memang disalahartikan yaitu mengacu pada suatu tindakan mengirimkan pesan-pesan pemasaran yg terus terang atau blak-blakan via email karena memang murah yang disebut juga bulk email atau unsolicited email/spamming. Akan tetapi, email marketing dapat mencakup komunikasi apa pun yang dikirimkan melalui email oleh suatu perusahaan atau organisasi. Suatu perusahaan yang mengirim email yang berisi target penjualan dan pemasaran yang dihubungkan dengan setiap pesan email. Namun sebaliknya daripada sekadar berbunyi “beli sekarang!”, pesan-pesan email tersebut dapat dimanfaatkan untuk memupuk suatu hubungan komunikasi bisnis jangka panjang dengan kastemer.

Tujuan keseluruhan dari email marketing adalah untuk membangun suatu kemitraan antara suatu organisasi dengan para kastemernya di mana kedua belah pihak mendapatkan manfaat timbal balik dari pertukaran informasi ini. Program email marketing yang berhasil adalah program yang memenuhi kedua tujuan dari organisasi tersebut maupun kebutuhan dan keinginan dari para kastemernya.

Agar berhasil suatu organisasi harus membangun dan memperkuat hubungan komunikasi bisnisnya dengan para kastemernya. Hal ini tentu saja menggunakan media komunikasi khususnya email karena lebih efisien, cepat, dan biaya lebih terjangkau untuk mempromosikan suatu merek, mendapatkan kastemer, mempertahankan suatu bisnis, dan saling menjual produk. Dan sekaligus hal ini dapat memenuhi tujuan kuantitatif seperti meningkatkan jumlah pengunjung, kastemer baru dan pendapatan tentu saja.

Program email marketing yang berhasil memastikan bahwa komunikasi yang keluar itu harus sesuai dengan kebutuhan dan keingian dari para kastemer. Tujuan spesifik dari para kastemer bisa jadi memang bervariasi. Tujuannya bisa jadi mulai dari menerima informasi yang bersifat menghibur, atau berhubungan dengan karir pekerjaan, atau suatu advis mengenai suatu topik tertentu yang menjadi minat mereka.

Kamis, 07 Mei 2009

STRATEGI BARU MEDIA MASSA

Krisis ekonomi global (akibat krisis ekonomi Amerika) yang khususnya di Indonesia berdampak melemahnya nilai Rupiah membuat harga bahan baku seperti kertas dan tinta ikut naik karena bahan-bahan tersebut diimpor dari luar negeri.

Media massa yang beragam di dalam dan luar negeri, khususnya media cetak dalam kondisi krisis global ini semakin khawatir, karena melambungnya harga kertas, sehingga perolehan pendapatan iklan yang semakin tergerus dan daya beli masyarakat yang menurun.

Nilai Iklan Media Cetak 2008
• Total belanja iklan sampai Januari-Desember 2008 mencapai Rp43,42 triliun.
• Media cetak memperoleh Rp546,34 miliar atau lebih dari 70% dari total belanja iklan pemerintah dan organisasi politik yang mencapai Rp769 miliar pada semester I/2008.
• Pangsa pasar koran pada semester I/2008 naik menjadi 34% dibandingkan dengan semester I/2007 yang 31%.
• Peningkatan jumlah pembaca koran membuat sirkulasi/peredaran koran di Indonesia mencapai 5,25 juta unit pada 2012.
• Sirkulasi koran di Indonesia pada 2008 diperkirakan naik menjadi 4,95 juta unit dibandingkan dengan 4,9 juta unit di 2007.

Internet telah mengubah cara produksi dan distribusi informasi, baik itu dari sisi industri media maupun industri pendukung media, seperti kertas, tinta dan lainnya. Bahkan di Indonesia ada 33 juta pelanggan Internet pada 2008 dan angkanya diperkirakan terus menanjak setiap tahun. Tidak sedikit kini media cetak memperbesar konten di jaringan dotcom mereka, bahkan tidak tanggung-tanggung disiapkan reporter khusus media dotcom yang dilengkapi dengan handycam untuk merekam wawancara dengan sumber beritanya.

Walaupun jumlah pengaksesnya belum sebesar media televisi, pengakses media internet telah jauh melampaui media cetak bahkan mungkin puluhan kali lipat lebih banyak potensinya. Munculnya pemain-pemain lokal industri internet yang memfokuskan diri pada media seperti detik.com, kompas.com, dan juga okezone.com menunjukkan cepatnya respon media akan hadirnya internet. Pendapatan yang diperoleh oleh industri media ini di dapat dari iklan. Sebagai informasi belanja iklan perusahaan di Indonesia total mencapai 70 triliun rupiah setiap tahun.


berikut adalah history dari jawa post dimana sebelumnya dia hampir bangkrut tetapi waktu jawa post dijual,maka diterapkanlah manajemen2 baru dan di tambahkannya jaringan internet (IT) sehingga jawa post mampu bertahan bahkan menjadi salah satu media koran terkemuka saat ini.


Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen tanggal 1 Juli 1949. Saat itu The chung Shen hanyalah pegawai bagian iklan sebuah gedung bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama dia tertarik bikin surat kabar. Setelah sukses dengan Jawa Pos- nya, The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda . Seperti air laut, bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar juga mengalami pasang surut. Akhir 1970-an Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya tinggal 6800 eksemplar. Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu mati. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London.

Maka di tahun 1982, Eric FH Samola yang ketika itu menjabat Direktur Utama PT Grafiti Pers (penerbit Majalah Tempo) mengambil alih Jawa Pos. Dialah yang kemudian meletakkan dasar-dasar manajemen baru Jawa Pos. Eric memilih Dahlan Iskan, Kepala Biro Tempo di Surabaya untuk menjalankan ide-idenya itu. Tahun 1990 Eric Samola menderita sakit yang amat panjang dan akhirnya meninggal dunia di tahun 2000. Dahlan selalu mengatakan Eric Samola bukan saja sebagai seniornya tapi juga bapaknya.Di tangannya, Jawa Pos yang hampir mati dan dengan oplah tinggal 6000 eksemplar, dalam waktu lima tahun berkembang menjadi surat kabar dengan oplah lebih dari 300.000 eksemplar. Lima tahun berikutnya telah terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN) satu jaringan surat kabar terluas di Indonesia. JPNN kini memiliki lebih dari 80 surat kabar dan majalah (lihat peta) dan 40 jaringan percetakan di seluruh Indonesia. Lima tahun berikutnya lagi telah berdiri pabrik kertas dan dua gedung yang menjulang tinggi di Surabaya dan Jakarta. Tahun 2002 mulai memasuki bisnis penyiaran televisi JTV di Surabaya, Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru. Dahlan memulai karirnya sebagai calon reporter di surat kabar kecil di kota kecil Samarinda (Kaltim) tahun 1975. Setahun kemudian dia menjadi wartawan majalah terkemuka Indonesia, TEMPO. Tahun 1982 mulai memimpin Jawa Pos hingga sekarang.

Jumat, 17 April 2009

e-procurement

E-Procurement merupakan sebuah mekanisme pembelian masa kini – atau dapat
dikatakan sebagai teknik pembelian moderen – dimana perusahaan berusaha
menerapkan prinsip-prinsip keterlibatan sejumlah aplikasi dan teknologi informasi
(komputer dan telekomunikasi) sebagai enabler dalam menjalankan proses terkait.
Hampir seluruh perusahaan-perusahaan besar di dunia – terutama mereka yang
berhasil masuk ke dalam deretan perusahaan Fortune 500 – menerapkan beragam
aplikasi terkait dengan konsep e-procurement ini.

Adapun prinsip-prinsip pembelian atau purchasing principles dapat
dirumuskan sebagai berikut:
• sesuai dengan mutu yang dibutuhkan (the right quality)
• dalam jumlah yang diperlukan (the right quantity)
• sesuai dengan waktu dibutuhkan (the right time)
• sesuai dengan tempat diperlukan (the right place)
• dengan harga yang wajar (the right price)
• dari sumber yang tepat (the right source)
Bagian yang melakukan fungsi pembelian, kadang-kadang disebut sebagai
Purchasing Department (bagian pembelian) atau sering juga disebut Procurement
Department (bagian pengadaan)

PROSES PEMBELIAN
Proses pembelian adalah tindakan-tindakan yang dilakukan secara berurutan
dalam kegiatan pembelian, atau kegiatan-kegiatan yang biasanya dilaksanakan oleh
Purchasing Department, yaitu sebagai uraian berikut. Namun sebelumnya perlu
ditekankan bahwa tugas tersebut adalah sebutan generik, dalam arti bahwa dalam
praktek, namanya dapat bermacam-macam dan pembagiannya juga demikian.
• Pengenalan Kebutuhan.
o Banyak perusahaan menempatkan tugas ini bukan pada
Purchasing Department, tetapi pada Inventory Control Department.
o Tugasnya adalah mendeteksi apakah suatu kebutuhan barang
atau jasa sudah timbul dan apakah perlu dibeli atau tidak.
o Pengenalan ini dapat berasal dari permintaan dari pemakai/user
barang atau dari perhitungan sendiri (hasil stock review).
o Kebutuhan disini hanyalah kebutuhan yang memerlukan
pembelian, sehingga kebutuhan yang dapat dipenuhi dari
persediaan di gudang tidak masuk disini.
o Waktu dan cara menghitungan kebutuhan yang akan datang
termasuk dalam disiplin Inventory Control atau Inventory
Management.
• Penentuan Kebutuhan.
o Proses atau langkah berikutnya adalah menentukan kebutuhan
barang yang perlu dibeli. Perlu dibedakan antara 'pengenalan
kebutuhan' dan 'penentuan kebutuhan'.
o Penentuan kebutuhan termasuk menentukan 'jumlah yang perlu
dibeli', 'kapan barang yang perlu dibeli tersebut harus datang' dan
'dimana barang tersebut diperlukan' .
o Sama seperti di atas, beberapa perusahaan tidak memasukkan
tugas ini dalam tugas Purchasing Department, tetapi ke Inventory
Control Department.
• Pemilihan Sumber Pembelian.
o Pemilihan sumber pembelian dapat berupa sumber dalam
negeri/luar negeri, membeli atau menyewa, dengan cara tender
atau tidak dan sebagainya.
o Pemilihan sumber juga menyangkut pemilihan antara membeli
langsung ke pabrik, atau melalui wholesaler, agent atau supplier
biasa.
o Pemilihan sumber juga mencakup dislokasi barang dari satu
gudang ke gudang lain, dan tidak selalu harus membeli.
o Untuk perusahaan negara, cara memilih ini biasanya dibatasi oleh
peraturan Pemerintah yang ada, tidak sebebas perusahaan swasta.
o Pemilihan sumber sangat penting, karena dapat menentukan
apakah harganya cukup wajar, waktu penyerahan dapat
dipercaya dan mutunya terjamin.
o Dalam proses ini juga perlu dipertimbangkan apakah tugas
pembelian dilaksanakan dalam organisasi sendiri atau diserahkan
pada organisasi luar (outsourcing) atau purchasing agent.
• Penentuan Harga.
o Penentuan harga merupakan salah satu tugas yang sulit, apalagi
dalam situasi ekonomi yang bergejolak dan kompetisi pasar yang
terbatas.
o Cara tender terbukti bukan satu-satunya cara yang paling ampuh
untuk mendapatkan harga dan syarat-syarat pembelian lain yang
paling baik.
o Dalam proses ini, termasuk membuat estimasi harga pembelian,
melaksanakan penilaian atas penawaran-penawaran yang masuk
dan mengusulkan akan menentukan pemenang tender.
o Dalam pelaksanaan pembelian dengan tender, penentuan
pemenang biasanya dilakukan oleh panitia tender atau pejabat
yang ditunjuk, tetapi selalu harus ada anggota panitia dari fungsi
pembelian.
o Dalam penentuan harga di sini yang perlu dipertimbangkan tidak
hanya 'harga pembelian' saja tetapi juga 'biaya total' yang akan
timbul.
o Dalam proses ini, termasuk juga kegiatan negosiasi yang sering
kali diperlukan dalam mendapatkan harga dan persyaratan
pembelian yang paling sesuai.
• Penempatan Pesanan.
o Penempatan pesanan biasanya dilakukan dalam bentuk
mengeluarkan Purchase Order atau pembuatan kontrak pembelian.
o Dalam PO atau Kontrak semua persyaratan dan ketentuan yang
dianggap perlu harus dicantumkan secara lengkap dan jelas untuk
menghindari timbulnya perselisihan di kemudian hari.
o Penempatan Pesanan secara lisan hanya dilakukan antar
perusahaan-perusahaan kecil yang juga hanya menyangkut
transaksi atau pembelian barang yang kecil-kecil.
o Dalam proses ini, perlu dikembangkan strategi pembelian yang
paling menguntungkan perusahaan misalnya dalam bentukbentuk
pembelian secara khusus, yang berbeda dengan bentuk
pembelian secara biasa, seperti :
 Blanket Orders
 Stockless Purchasing
 Contract Purchasing
 Staggered Delivery Purchasing
 Just In Time Purchasing
 Strategic Partnering
• Penindak Lanjutan Pesanan.
o Purchase Order yang sudah dikeluarkan perlu ditindak lanjuti
dengan cermat, agar rekanan penjual betul-betul memenuhi
kewajibannya, khususnya dalam ketepatan waktu pengiriman
barang.
o Yang bertanggung jawab melaksanakan proses atau tugas ini
adalah yang mengeluarkan Purchase Order ataupun dapat juga
seksi lain yang ditunjuk.
o Rekanan yang mengetahui bahwa selalu ada tindak lajut
mengenai Purchase Order, biasanya akan lebih berhati-hati dan
serius dalam melaksanakan kewajiban dan janjinya.
o Dalam proses tindak lanjut ini, termasuk proses pengapalan dan
penerimaan barang di tempat yang sudah ditentukan.
• Melakukan Pencatatan.
o Pencatatan purchasing meliputi pencatatan tindakan-tindakan
pembelian dan filing dokumen-dokumen pembelian.
o Pencatatan ini dilakukan untuk memenuhi maksud-maksud di
bawah ini.
• Tempat dan sebab kelambatan, kalau ada, mudah dapat
dideteksi.
• Status atau perkembangan pembelian setiap waktu dapat
diketahui.
• Menyusunan statistik dan laporan dapat mudah
dilakukan.
• Pencarian data lama, apabila diperlukan, dapat dilakukan
dengan mudah.
o Pencatatan dapat dilakukan secara manual atau dengan
komputer. Tentu saja untuk transaksi pembelian yang banyak,
harus dilakukan dengan komputer.
o File pembelian harus disimpan minimal untuk jangka waktu yang
ditetapkan oleh undang-undang.
• Memelihara Hubungan dengan Rekanan.
o Relasi utama para buyer adalah para rekanan penjual barang atau
jasa. Oleh karena itu hubungan dengan mereka perlu dipelihara
secara profesional dan lugas.
o Dalam pendekatan Purchasing Management yang baru, hubungan
buyer-supplier tidak lagi dianggap sebagai hubungan antar pihakpihak
yang berlawanan kepentingannya, tetapi sebagai mitra kerja
(partner) yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama dan
yang berupaya saling menguntungkan.
o Dalam hubungan ini perlu juga dijaga dan dikembangkan praktek
etika bisnis yang baik.
o Hubungan dengan rekanan dapat dilakukan secara konvensional
(surat dan tilpon) atau dengan EDI (Electronic Data Interchange)

FAEDAH DAN KEUNTUNGAN E-PROCUREMENT.
Melalui proses pembelian secara elektronik dengan berbasis jaringan dan dan
menggunakan teknologi internet, serta secara real time, maka UC akan memperoleh
keuntungan yang besar dalam peningkatan proses pembelian. Peningkatan utama
dalam proses pembelian yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut.
• Meningkatkan pengalaman pemakai.
Dengan penggunaan katalog, dan secara swalayan, memberikan
pengalaman baru dan meningkat dibandingkan dengan proses lama
dengan otomatisasi biasa atau manual.
• Desentralisasi proses.
Dengan menggunakan teknologi e-procurement, desentralisasi proses
dapat dilakukan untuk institusi-institusi UC sehingga dapat
memperlancar transaksi pembelian. Sistem otorisasi dilakukan secara
mudah dan fleksibel.
• Menghapus ketidak efisienan dalam pembelian.
Dengan sistem permintaan barang, otorisasi, pencarian barang,
pesanan, pelacakan dan kegiatan pembelian lain secara online, maka
ketidak efisienan pada proses yang lalu dapat dihindarkan bahkan
dihilangkan.
• Memungkinkan menugaskan kembali pembeli profesional dari kerja
administratif ke strategis.
Dengan desentralisasi proses, maka dimungkinkan juga bahwa para
pembeli profesional dapat diberikan tugas-tugas yang lebih strategis
dan tidak lagi menjalankan tugas-tugas administratif yang
membosankan. Tugas-tugas strategis ini misalnya, mencari sumber
strategis, melakukan negosiasi untuk mendapatkan persyaratan dan
harga yang lebih baik lagi, dan sebagainya.
• Meningkatkan efiensi proses.
Meskipun pada waktu ini UC telah banyak menggunakan sistem
online untuk memproses permintaan barang dan penggunaan P-Card,
namun belum seluruh proses pembelian dilakukan secara otomatis
penuh. Tambahan keuntungan dengan dilakukannya e-procurement
secara penuh antara lain adalah :
 Penggunaan e-catalog yang lengkap oleh pengguna barang
secara langsung.
 Implementasi secara berkesinambungan proses online
dalam pemesanan, penagihan dan pembayaran tagihan.
 Integrasi penuh dalam transaksi dengan dilengkapi subsystem
seperlunya untuk menghindari duplikasi dalam
masukan data dan dalam sistem cadangan.

Jumat, 10 April 2009

Membangun strategi e-business

SIX KEY E-BUSINESS STRATEGIC DECISIONS

Decision 1 : E-Business channel priorities
> E-business strategy must be directed according to the priority of different strategic objectives
- Buy side e-commerce
- Sell side e-commerce
> Strategic options for a company in relation to the importance of the internet as a channel


Example for All transactions & Customer Service Online : British Airways and Automobile Association

> Assessing different Internet Project : Potential e-commerce opportunities against the ability to deliver. Typical opportunities for Internet marketing strategy:

1. Online Catalog Facility

2. e-CRM system – lead generation system

3. e-CRM system – customer service management

4. e-CRM system – personalization of content for users

5. Partner relationship management extranet for distributors / agents

6. Transactional e-commerce facility

Decision 2 : Organizational restructuring and capabilities

> Whether to restructuring or not to achieve the priorities?

1. In-house division (Integration) example: www.rswww.com

2. Joint Venture

3. Strategic Partnership (Mixed)

4. Spin-off (Separation)

First two are Mix of online and offline transactions and last two are complete online

Examples:

1. Barclays Bank

a. Aim : to double the profits by restructuring the business model

b. Followed : integrated operation with the e-business contained with in existing line of business

2. Kingfisher

a. Aim : to setup e-Kingfisher as a new business unit to have the best of both dot-com and regular business

b. Followed : Separate stand-alone line of business, a model chosen by firms

Decision 3: Business, service, and revenue models

> Time to time review of opportunities from new business and revenue models

Example:

Dell Computers – an early mover into market place in mid 1990. S1million/day in mid 90’s to $50million/day in 2000. In September 2000 started offering IT Consulting services through linking ERP specialist to keep the market share. Also launched www.dellmarketplace.com a B2B market place aimed at discounted office goods.

> Though its good to focus and new business models, companies should not loose focus on core business.

> Before going for new business model managers need to consider:

1. Do nothing

2. Wait and see

3. Learn from competitors mistakes

Decision 4: Marketplace restructuring

> Consider the options created through disintermediation reintermediation with in a market place

> Sell Side:

- Disintermediation (sell-direct)

- Create new online intermediary (counter mediation)

- Partner with new online or existing intermediaries

- Do nothing

> Buy Side:

- Disintermediation (buy direct, bypassing distributors)

- Buy through new intermediaries such as B2B exchanges

- Do nothing

Decision 5: Market and product development strategies

> Deciding on which markets to target is a key strategic consideration for internet marketing strategy.

Options to be considered for e-commerce context:




- Market Penetration

- Market Development

- Product Development (development of new digital products or services) example: www.constructionplus.com

- Diversification example: www.smile.co.uk

a. An internet specific bank by Co-Operative Bank of UK

b. Started in October 1999 and added 200,000 customers in first year at the rate of 20,000/month

c. 80% of the customers were market development in the parent context.

d. Offers online shopping from the same banking site

> Target Marketing Strategy : Evaluation and selection of appropriate segments and the development of appropriate offers.

- The most profitable customer

- Larger companies (B2B)

- Smaller companies (B2B)

- Particular member of the buying unit (B2B)

- Customers who are difficult to reach using other media

- Customers who are brand loyal

- Customers who are not brand loyal

Decision 6: Positioning and differentiation strategies

> Companies position their products relative to competitors according to four mail variables : product quality, service quality, price and fulfillment time.

Customer Value

(Brand Perception)= Product Quality * Service Quality / Price *Fulfillment Time

> Four options for strategic focus to positions a company in the online market place:

- Product performance excellence (provide online product customization)

- Price Performance excellence (Offer favorable pricing or reduce prices)

- Transactional excellence (Combining pricing information with dynamic availability information on Products) example: www.dabs.com

- Relationship Excellence (Enable customers to review sales order history and place repeat orders) example: www.rswww.com